Akademiki: Pendidik non-formal harus terbuka tehnologi

embroideryisfree.com – Dilansir adri media situs slot mgo777, Akademiki yang Direktur LPK Dian Nuswantoro Edy Suwaras menjelaskan jika pendidik pelajar instansi pendidikan non-formal harus terbuka tehnologi.

“Saat ini kan ada perubahan di dunia pendidikan dan tehnologi, yang terang bagaimana saat ini itu pengajar terutama non-formal paket A, B, C dan ketrampilan harus terbuka tehnologi,” ucapnya pada seminar Mikro Teaching and Quantum Learning Membuat Kapabilitas Mengajarkan di Zaman Digital yang diadakan oleh PKBM Syifa di Solo, Jawa tengah, Sabtu.

Dia menjelaskan agar dapat raih kepandaian anak alurnya tak lagi seperti dahulu. Dia memberikan contoh bila dahulu pengajar memberi perlakuan ke anak karena itu orangtua tidak mempersoalkannya, tetapi keadaan sekarang ini tidak begitu.

“Saat ini kan tidak demikian, saat ini itu bagaimana pengajar menjadi pujaan beberapa anak. Bagaimana pengajar menjadi perhatian peserta dengan ide gunakan media tehnologi, arahnya kan ke situ,” katanya.

Menurutnya, sekarang ini di semua negara di dunia teknik mengajarnya hampir serupa, yaitu berbasiskan program.

“Saat ini semua memakai media evaluasi, sekurang-kurangnya media aplikatif, bahan ajarnya tak lagi gunakan tangan karena anak tidak tertarik,” ucapnya.

Oleh karenanya, dia menghimbau pengajar supaya sanggup kuasai beragam program teknik media evaluasi.

“Saat ini ketertarikan membaca kurang di Indonesia, harus skema diganti, dengan media gambar, kan banyak aplikasinya, yang terpenting anak tertarik,” katanya.

Dalam pada itu, berkaitan aktivitas itu Ketua PKBM Syifa Puri Setianingtyas menjelaskan aktivitas itu teratur terlaksana tiap tahun.

“Maksudnya untuk memberi pembimbingan ke pondok binaan kami dan beberapa guru bagaimana peraturan baru yang sama sesuai peraturan yang jalan saat ini,” ucapnya

Dengan begitu, diharap aktivitas belajar mengajarkan di PKBM Syifa tidak menyelimpang dari ketentuan.

“Oleh karenanya, kami mengambil topik Mikro Teaching dan Quantum Learning, di mana beberapa pendidik diberi materi mengenai bagaimana mengurus dan melakukan peraturan. Disamping itu, supaya menjadi seorang pengajar yang kapabel, kuasai kelas dan membuat evaluasi yang asyik dan menggembirakan,” ucapnya.

Dia menjelaskan sekarang ini ada sekitaran sepuluh pondok di Solo Raya yang ada di bawah binaan PKBM itu.

“Ada yang sama dengan SD paket A, SMP paket B, dan SMA paket C,” ucapnya.